TRIBUNNEWS.COM – Dukungan terhadap calon presiden dan wakil presiden muncul di berbagai daerah.
Termasuk komunitas diaspora Indonesia di luar negeri.
Dukungan tersebut diberikan usai menyaksikan debat calon presiden yang berlangsung pada Selasa (12/12/2023).
Diaspora yang tinggal di Swiss Sakaria Wielgosz mengaku senang karena masing-masing calon presiden mengutarakan pemikirannya tentang pemberantasan korupsi, menghormati hukum dan HAM, memperbaiki sistem ketatanegaraan, transparansi, dan lain-lain.
Namun, Sakaria menyebut calon presiden yang paling menonjol dalam debat adalah Ganjar Pranowo.
Baca juga: Agar Fokus dan Cegah Provokasi, KPU Minta Tim Pendukung Debat Capres-Cawapres Dibatasi 10 Orang
“Tapi kalau dicermati, hanya Ganjar yang merinci apa dan bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mewujudkan ide tersebut,” ujarnya, Jumat (15/12/2023).
Lanjutnya, Ganjar menunjukkan komitmen yang jelas ketika berbicara soal pemberantasan korupsi.
Gubernur Jawa Tengah dua periode itu dengan tegas menyatakan akan memiskinkan koruptor, menyita harta bendanya, dan memenjarakannya di Nusa Kambangan.
“Kalau soal pemberantasan korupsi, hanya Ganjar yang tegas dan berani menyatakan akan melanjutkan undang-undang pemiskinan dan penyitaan harta benda para koruptor.”
Termasuk memberangkatkan koruptor ke Nusa Kambangan. Hal ini kembali menunjukkan keteguhan duo Ganjar-Mahfud dalam memberantas korupsi, jelasnya.
Sakaria pun mengaku tergelitik dengan pernyataan Ganjar tentang ciri-ciri pemimpin yang baik yang diukur dari konsistensi pikiran, perkataan, dan tindakannya.
Sekaligus, ia meminta masyarakat mengukur konsistensi calon pemimpin, khususnya gagasan dan hasil yang dicapai selama ini.
“Sebagai pemilih, kita harus bisa mengukur konsistensi itu, apakah yang disampaikan calon presiden sesuai dengan rekam jejaknya dan bukti prestasinya,” ujarnya.
Presiden Eropa Ganjar-Mahfud juga menyinggung arah dukungan diaspora Eropa pada pemilu presiden sebelumnya.
Quoted From Many Source