Rupiah khawatir terhadap inflasi AS, membuka koreksi lebih lanjut


Jakarta, CNBC Indonesia – Nilai tukar rupee dibuka melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat sikap wait and see pasar yang mengharapkan inflasi AS malam ini.

Rupiah dibuka terkoreksi 0,06% ke Rp15 pada awal perdagangan hari ini, Selasa (12/11/2023), menurut data Refinitiv. 620/USD. Pelemahan tersebut melanjutkan koreksi yang terjadi pada perdagangan kemarin sebesar 0,68%.

Kemudian pada pukul 09.09 WIB pelemahan berlanjut sebesar 0,16% ke Rp 15.635/USD.


Melemahnya rupee menunjukkan sikap pelaku pasar yang sedang menentukan tren Tunggu dan lihat mengenai data inflasi AS yang akan menentukan kebijakan Fed minggu ini.

Malam ini, sekitar pukul 20.30 WIB, Negeri Paman Sam akan merilis data inflasi dan inflasi inti bulan November 2023. Konsensus memperkirakan inflasi inti akan tetap berada di angka 4% year-on-year di bulan November. Sementara itu, inflasi secara umum akan sedikit menurun menjadi 3,1% tahun-ke-tahun, sedangkan dibandingkan periode Oktober turun menjadi 3,2% tahun-ke-tahun.

Namun perlu diketahui bahwa inflasi yang akan dirilis malam ini diperkirakan akan menjadi data final yang akan menjadi masukan bagi kebijakan moneter The Fed pada pertemuannya Rabu pekan ini, setelah sebelumnya terjadi perubahan data pasar tenaga kerja yang masih hangat di tahun ini. November.

Seperti diketahui, Laporkan upah non-pertanian atau tercatat lapangan kerja selain sektor pertanian periode November 2023 di luar dugaan bertambah 199 ribu. Jumlah tersebut lebih tinggi dari perkiraan Dow Jones sebesar 190.000 dan mengalahkan perolehan lapangan kerja bulan sebelumnya sebesar 150.000.

READ  Penjualan Retail Inovatif Di Jambi Luar Biasa

Peningkatan jumlah lapangan kerja ini juga dibarengi dengan penurunan tingkat pengangguran pada bulan November menjadi 3,7% dibandingkan 3,9% pada bulan sebelumnya. Kombinasi kedua data tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa perekonomian sedang terlalu panas, sehingga inflasi tidak cukup dingin bagi The Fed untuk mulai mengurangi kebijakan suku bunga tingginya.

Oleh karena itu, data inflasi saat ini sangat penting untuk melengkapi data pasar tenaga kerja. Jika inflasi melambat seperti yang diperkirakan, The Fed mungkin akan menyesuaikan kebijakan moneternya.

Sebagian besar pelaku pasar juga yakin The Fed akan mempertahankan suku bunganya pada pertemuan akhir tahun. Perhitungan CME FedWatch memperkirakan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga yang sudah meningkat, hingga lebih dari 95%.

RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

Artikel lain

Rupiah dipengaruhi oleh Fed, dolar mencapai Rp 15.500

(tsn/tsn)


Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *