Keberadaan tiga bintik jenis baru yang ditemukan di Gunung Ciremai: Okezone News

BANDUNG – Administrator taman nasional Gunung Ciremai (TNGC) menemukan tiga orang macan tutul baru di daerah tersebut. Perkiraan tersebut muncul setelah kamera jebakan yang dipasang di area tersebut menangkap lima gambar yang diduga macan tutul muda.




Manajer Balai TNGC Maman Surahman mengatakan, temuan tersebut merupakan tangkapan layar dari lima kamera jebakan terpisah. Setelah diperiksa lebih dekat, ternyata hanya tiga orang yang merupakan remaja. Maman mengatakan, hanya ada satu yang bisa dipastikan jenis kelaminnya, yaitu laki-laki.

“Saat tertangkap kamera, macan tutul ini terekam pada bagian ekornya. Di situlah muncul jenis kelaminnya karena pada jenis macan tutul tersebut terdapat semacam alat kelamin jantan,” ujarnya dalam keterangan yang diperoleh portal MNC, Selasa (12/1). 2023).

Sedangkan dua orang lainnya masih diselidiki jenis kelaminnya. Menurut Maman, hal tersebut perlu didiskusikan lebih lanjut dengan berbagai pihak yang menaruh perhatian terhadap keberadaan macan tutul. Dalam diskusi tersebut, tim membuat peta kelima kamera untuk membahas kemungkinan apakah ketiga individu tersebut berbeda satu sama lain atau sama.

“Dalam pembahasan nanti, tentunya kita akan membahas hal ini dengan para ahli macan tutul, aktivis lingkungan hidup, dan pemerhati macan tutul. Nanti kita akan menganalisis lima foto macan tutul tersebut untuk dibandingkan belang atau ciri-ciri khusus lainnya, barulah kita akan sampai pada kesimpulan yang lebih tepat. .” “, dia menambahkan.

Mereka sangat puas dengan kehadiran individu baru di TGC. Artinya, proses perkembangbiakan tiga satwa andalan yakni macan tutul, elang jawa, dan surili setidaknya bisa dikatakan mengalami kemajuan. Hewan kunci ini, macan tutul, dapat berkembang dengan mendukung sejumlah besar predator. Babi hutan, trenggiling, monyet ekor panjang, landak, dan kancil masih sangat melimpah di TNGC.

READ  Cuaca Indonesia Hari Ini, Sabtu 9 Desember 2023: Pagi berawan dan cerah, siang hari peringatan badai petir

Ikuti berita Okezone berita Google


Pihaknya sejauh ini telah menjaga wilayah tersebut dengan berbagai aktivitas. Seperti mensosialisasikan pentingnya pengembangan ekosistem di kawasan tersebut, termasuk pepohonan dan juga populasi predator.

Diakuinya, terkadang mereka juga menemukan masyarakat di kawasan itu masih berburu dan memanen kayu.

“Kami hanya suruh saja jika ingin berburu atau menebang pohon, tapi jangan salahkan kami jika suatu saat macan tutul turun gunung untuk mencari makan dan memangsa hewan peliharaan masyarakat,” ujarnya.

Pemberian informasi tersebut dilakukan secara terbuka dan langsung kepada warga, karena jika masyarakat terus menolak maka masyarakat akan penasaran untuk mencobanya.

Selain sosialisasi langsung kepada masyarakat, pihaknya juga bekerja sama dengan 64 tempat wisata yang berada di sekitar sirkuit luar TGC. Perlu diketahui, objek wisata ini berada di luar kawasan namun sangat dekat dengan TNGC.

“Kami mengambil langkah-langkah untuk bekerja sama dengan mereka guna mengamankan TGC,” tambahnya.

TGC terletak di dua kabupaten yaitu Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan. Memiliki luas 14.800 hektar. 68 kamera jebakan akan dipasang di ruang ini sepanjang tahun 2023.

Sekadar informasi, pada tahun 2019 seekor macan tutul Selamet jantan telah dilepasliarkan di TGC dan pada tahun 2020 seekor Rasi betina juga telah dilepasliarkan di TGC.

READ  BMKG: Potensi gelombang hingga 2,5 meter di perairan utara Sabang pada Selasa 5 Desember 2023

Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *